14.2.12

Ujian di Awal Tahun

Memulai cerita ini sebenarnya bukan perkara gampang buat gue. Perasaan gw sekarang antara sedih, marah, dan penuh pertanyaan apa yang harus gw lakukan berikutnya. Sedih karena gak nyangka apa yang selama ini gw anggap gak apa2, ternyata hasilnya begitu buruk. Marah karena gw marah pada diri gw sendiri yang sempat mengabaikan insting suami gw yang sebenarnya udah disampaikan berbulan-bulan yang lalu.  Dan sekarang pikiran gw dipenuhi sejuta pertanyaan bagaimana kedepannya, bisakah kembali sedia kala, bagaimana dengan masa depannya. Mungkin gw dianggap lebay, tapi mungkin kalo berada di posisi gw akan ngerti kenapa gw lebay begini.


Semuanya berawal dari kunjungan kita ke Jakarta Eye Centre, Sabtu 11 Februari 2012 kemaren. Setelah sekian lama suami gw menyatakan kecurigaannya bahwa ada yang gak beres dengan mata Sila, akhirnya entah kenapa gw minggu lalu di hari Senin tiba-tiba nyampe kantor langsung cek-cek web tentang JEC dan memutuskan mendaftar ke dr. Florence Manurung yang merupakan Pediatric Oftalmologi. Milih dokter ini karena sempet nanya sama temen kantor yang minggu sebelumnya sempet konsul kesana untuk anak-anaknya. Dapet nomer urut 1 untuk konsultasi di hari Sabtu 11 Februari 2012 jam 2 siang.
Sampe JEC jam setengah 2 kurang. Setelah daftar dan isi form sebagai pasien baru, lanjut dengan pengecekan awal mata. Dan disinilah gw mendapati kenyataan yang pahit tentang kondisi mata Sila. Pas pemeriksaan mata kirinya, gw shock setiap Sila disuruh nyebutin huruf-huruf didepan dia bilang gak bisa....gak keliatan. Sampe akhirnya setelah berganti beberapa lensa baru dia bisa nyebutin huruf di depan. Perasaan gw udah gak enak.
Nunggu dipanggil masuk ke ruangan dokter, jantung gw udah dag dig dug gak jelas. Sempet ada insiden di ruang tunggu dokter.Tapi insiden apa itu, gw posting terpisah aja nanti.
Akhirnya dapet giliran masuklah kita. Begitu liat Sila si dr. Florence ini langsung komen "oh, juling ya..." begitu lihat mata anak gw. Padahal Sila hanya terlihat juling disaat-saat tertentu aja. Artinya julingnya tidak permanen, hanya muncul pada kondisi dia sedang bengong, lelah, atau sedang kondisi badan tidak fit. Tapi mungkin karena ini dokter mata yang notabene nangani masalah kayak gini bertahun-tahun jadi cuma ngeliat sekilas aja udah tau ada yang gak beres.
Ditanya ada keturunan juling gak, kita jawab sepertinya enggak. Setelah dites ini itu sama dokternya, didapati anak gw minus 1,5 untuk mata kanannya dan minus 7,5 untuk mata kirinya. S.H.O.C.K!!!
Jangan ditanya gimana perasaan gw waktu itu.....mau mewek rasanya. Apalagi waktu dokternya bilang tolong mata kanannya dijaga benar-benar karena ini asset utamanya. Gw sediiihhh banget, pengen nangis setiap mandang Sila. Ya Tuhan, selama ini ternyata anak gw melihat dengan satu mata saja....mata yang satunya kabur.Ya Tuhan, kenapa selama ini gw gak peka dengan kondisi Sila....ibu macam apa gw..huhuhu...Gw jadi menyalahkan diri gw sendiri yang ngerasa gak becus jadi ibu. Kemana aja gw selama ini sampe ada yang gak beres dengan anak gw tapi gw gak tau. Bahkan ketika suami gw menyampaikan kecurigaannya, gw masih denial!!! Ya Allah....ampuni aku Ya Allah.....yang tidak bisa menjaga amanah-Mu dengan baik.
Ternyata perasaan gw sama dengan suami gw. Diam-diam suami gw memendam perasaannya. Betapa anak perempuan kesayangannya harus menanggung beban berat di umurnya yang masih belia....:(
Abis dari situ kita disuruh lagi ke lantai 4 untuk foto fundus, dimana dengan foto fundus ini akan terlihat kondisi mata berikut syaraf-syarafnya. Setelah foto, kita balik lagi ke dokternya dan alhamdulilah menurut dr. Florence syaraf mata anak gw bagus, gak ada tokso. Tadinya ditakutkan tingginya minus mata anak gw karena ada masalah di syarafnya.
Jadi menurut dokter apa yang terjadi pada mata anak gw adalah karunia Tuhan. Artinya anak gw memang terlahir dengan kondisi mata kiri yang sudah minus sepertinya. Namun karena tidak terdeteksi sampai di usianya yang hampir 7 tahun ini mengakibatkan minus di mata kirinya terus bertambah menjadi sedemikian tinggi. Dan ini mengakibatkan apa yang disebut dengan Lazy Eye atau Mata Malas karena anak gw cenderung memakai mata kanannya untuk aktivitas dia sehari-hari sementara mata kirinya lebih banyak tidak dioptimalkan karena minusnya itu. Inilah yang mengakibatkan mata kiri Sila cenderung menjadi malas.
Disuruh pakai kacamata dan terapi patching, yaitu menutup mata kanannya atau mata yang bagus kondisinya dengan plester selama 4-6 jam sehari. Selama memakai patching ini harus sambil melakukan aktivitas, artinya tidak akan bermanfaat apa-apa kalo digunakan sambil tidur.
So, minggunya kita ke Optik Melawai di Blok M situ dan pesen kacamata buat si kakak. Next week kalo kacamata udah jadi, kita mulai terapinya ya sayang......Bismillah...semoga kondisinya semakin membaik ya nak....*mewek*

Setelah shock berat di sabtu kelabu itu, akhirnya gw hanya bisa berpasrah diri pada Ilahi Rabbi. Gw cuma bisa menangis dalam sujud gw. Dari situ gw mulai bisa tenang menata hati gw. Gw gak boleh terpuruk dalam kesedihan gw. Justru gw harus berjuang bersama-sama Sila melewati ini semua. Gw masih bersyukur semuanya bisa ketauan lebih cepat, walaupun sebenarnya sudah relatif terlambat, tapi setidaknya mata anak masih bisa berkembang sampai umur 7-9 tahun..CMIIW...Gw juga lebih tenang setelah browsing-browsing tentang Lazy Eye ini dan ternyata banyak anak-anak diluar sana yang mengalaminya dan setelah menjalani terapi bisa sembuh. Bahkan putri dr. Florence ini juga pernah mengalami Lazy eye dan sekarang sudah sembuh. Tinggal bagaimana kita harus konsisten menjalani terapi ini supaya hasilnya juga maksimal. Insyaallah Sila bisa sembuh, setidaknya kondisi mata kirinya bisa membaik dan ketajaman penglihatannya bisa meningkat lebih baik. Aahhh tampaknya "misi impian" gw bisa dipercepat nih...hehehe....

*Bener-bener sabtu kelabu.....dapet berita yang gak enak ini ples ditinggal si mbak suster pulkam untuk tak kembali lagi sepertinya.....hiks.....*

8 komentar:

  1. Setiawan27.6.12

    Hi Bu Lucy,
    turut prihatin membaca apa yg di alami anak Ibu. Bagaimanan perkembangan anak Ibu setelah menjalani terapi oleh dokter ? Apakah telah ada kemajuannya ? Tetap rajin kontrol dan rajin terapi Bu. Itu kuncinya....Teriring doa

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas atensinya......:)
    Alhamdulillah sejauh ini putri saya baik-baik saja, semoga seterusnya begitu. Aamiin.
    Saya cari second opinion ke dokter lain, kebetulan beliau guru dari dokter mata yang pertama. Putri saya tidak perlu terapi patching lagi, cuma terapi dengan kacamatanya dan pijat sendiri setiap hari sekali. Mudah-mudahan putri saya ada kemajuan yang lebih baik. Aamiin.

    BalasHapus
  3. Hi bu Lucy,
    Anak perempuan saya juga menderita hal yang sama. Usianya tapi sudah 9thn ketika didiagnosa lazy eyes oleh dokter tahun lalu. Boleh minta rekomendasi dokter mata anak ibu? Semoga anak2 kita bisa sembuh ya bu. Salam.

    BalasHapus
  4. @ mbak Rissiani....salam kenal...:)
    Saya kemarin second opinion ke dr. Rini di Klinik Mahendra Bintaro. Beliau salah satu dr mata anak terbaik, tapi buat dapet waktu konsul kita bisa nunggu lebih dari 2 bulan karena beliau sering seminar di LN.
    Kalau mau bisa daftar by phone di (021) 735 7610 hanya setiap hari Kamis saja mulai jam 10.00 - 14.00.
    Aamiin.....semoga anak-anak kita sehat terus, kondisi matanya membaik.

    BalasHapus
  5. Saya ikut prihatin. Kebetulan saya juga punya anak laki-laki (saat ini usia 7 bulan --> lahir 13 Juli 2013) yang ketika saya perhatikan mata kanannya sedikit juling, meski tidak setiap saat. Bagaimana dengan kondisi mata Sila yang dibilang dokter Florance juling itu? Apakah kembali lurus? Mohon share-nya. terima kasih.

    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awal tahun kemarin control lagi di Dr. Rini Bintaro. Alhamdulillah minus tidak bertambah, tapi silinder tambah satu di mata kanannya yang justru minusnya lebih rendah. Akhirnya untuk lensa kacamata yang kanan diberi prisma juga. So far ketajaman mata Sila membaik, cuma memang banyak pantangan supaya minus tidak bertambah seperti misalnya tidur tidak boleh miring ke kiri karena akan menekan syaraf mata kirinya yang minus tinggi, duduk tidak boleh di karpet karena cenderung akan mendongak. Untuk julingnya yang temporary itu Alhamdulillah sudah jauh berkurang.

      Hapus
  6. Halo mba lucy...
    Boleh tau klinik dr rini ancer2 nya dimana ya.. kbtulan saya rumah nya di skitar bintaro n lg cari dokter mata anak (bayi).. terima kasih

    BalasHapus
  7. Maafff ya mbak....lama gak buka blog jadi gak tau ada message. Di sector 3A sebrangnya ruko-ruko gitu mbak.
    Kl dari arah bintaro plaza nanti lewatin RM Sederhana - Mandiri Syariah - Alfa Express - Laundry 4 second nah nanti kira2 4 rumah dari situ.

    BalasHapus